News Breaking
Live
wb_sunny

Terbaru

Pro Kontra Reklamasi Jakarta, Ada Apa Sebenarnya?

Pro Kontra Reklamasi Jakarta, Ada Apa Sebenarnya?

Bagi sebagian orang, kata “reklamasi” mungkin masih menjadi hal yang belum dipahami. Bahkan bisa jadi baru kali pertama mendengarnya. Beranjak dari ketidakpahaman ini akhirnya banyak pihak memberikan pendapat, baik yang mendukung maupun yang menolak. Apa sebenarnya definisi dan makna reklamasi?

Definisi Reklamasi
Definisi reklamasi secara bahasa bisa kita lihat di kamus Bahasa Inggris-Indonesia. Reklamasi berasal dari kata reclaim yang memiliki arti memperbaiki sesuatu yang rusak. Definisi lain dari reklamasi adalah menjadikan tanah (from the sea). Proyek reklamasi yang pertama berlangsung pada tahun 1902, hingga kini reklamasi masih terus dikembangkan di berbagai negara. Jepang, Singapura, dan Dubai adalah negara yang berhasil melakukan reklamasi.

Reklamasi merupakan kegiatan pengurugan, pengeringan lahan atau drainase yang dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengubah kawasan berair yang rusak atau tidak berguna menjadi kawasan yang lebih baik dan bermanfaat. Artinya, reklamasi dilakukan dalam rangka perbaikan atau pemulihan suatu lahan.

Pro Kontra Reklamasi Jakarta, Ada Apa Sebenarnya?


Reklamasi Jakarta dan Dampaknya
Setiap program yang dilaksanakan pasti memiliki dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Demikian juga dengan program reklamasi ini. Salah satu program reklamasi yang saat ini menjadi perdebatan adalah reklamasi Jakarta.

Reklamasi Jakarta rencananya akan dilakukan di kawasan pantai utara Jakarta. Program ini diperkirakan akan berdampak pada tujuh kelurahan di pesisir pantai utara Jakarta.  Ketujuh kelurahan tersebut adalah Kelurahan Pluit, Kamal Muara, Kapuk Muara, Tanjung Priok, Penjaringan, Ancol, Cilincing, Koja Utara, Kalibaru, dan Marunda.

Bila kita tengok kembali ke belakang, ternyata wacana tentang reklamasi Jakarta ini sudah mulai digulirkan di era Presiden Soeharto, tepatnya pada bulan Maret 1995. Reklamasi Jakarta bertujuan untuk mengatasi kelangkaan lahan serta mengembangkan wilayah Jakarta Utara yang dinilai tertinggal dibandingkan empat wilayah Jakarta lainnya.

Reklamasi Jakarta yang direncanakan oleh Pemprov DKI Jakarta mendapat sorotan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Rusaknya ekosistem dan kondisi alam pantai menjadi pertimbangam Kementerian Lingkugan Hidup dalam hal ini. Pemprov DKI Jakarta pun tetap bersikeras agar reklamasi Jakarta tetap dilaksanakan.

Kementerian Lingkungan Hidup menolak rencana reklamasi Jakarta dengan beberapa alasan, antara lain: (1) reklamasi Jakarta dinilai mengakibatkan punahnya pohon bakau di Muara Angke maupun aneka jenis hewan laut; (2) program ini dinilai menimbulkan potensi banjir di Jakarta karena diubahnya bentang alam serta aliran sungai; (3) reklamasi Jakarta juga dinilai dapat memberikan dampak buruk untuk kehidupan para nelayan di sekitar Pantai Utara Jakarta.

Di lain pihak, Pemprov DKI Jakarta mempertahankan rencana  reklamasi Jakarta karena menilai program ini dapat memperlancar aliran banjir ke laut. Selain itu, reklamasi Jakarta juga dinilai dapat menahan kenaikan permukaan air laut serta menyediakan tambahan sumber air bersih di Jakarta. Pemprov DKI juga berpikiran bahwa pulau yang dihasilkan dapat menjadi kawasan wisata bahari.


Demikian paparan mengenai reklamasi Jakarta yang saat ini masih diperdebatkan. Anda memiliki informasi lainnya mengenai raklamasi Jakarta? Silahkan tambahkan di kolom komentar! Terima kasih.

Tags

Langganan Artikel

Dapatkan update artikel terbaru melalui email Anda!

Post a Comment